Kamis, 29 Januari 2015

Journey to Cirebon – day 1

Empal Gentong H.Apud – Ziarah Makam Sunan Gunung Jati – Hotel Aston – Seafood H.Moel

Pertengahan Oktober 2013, beberapa dokter area Cikarang-Bekasi mendapatkan kesempatan untuk wisata kuliner ke kota Cirebon. Terakhir kali saya ke Cirebon waktu masih kecil, sudah lupa juga kayaknya, jadi jalan2 kali ini termasuk istimewa. Wisata kali ini tidak hanya dikhususkan untuk wisata kuliner, tapi juga wisata budaya. Kami berkumpul jam 6 pagi di kantor, Bekasi. Tepat pukul 07.00 bis berangkat meluncur menuju Cirebon. Sarapan sudah disiapkan oleh panitia, dan kami makan di dalam bis, agar tidak ada waktu terbuang hanya untuk sarapan. Walaupun weekend perjalanan cukup lancar, hanya macet2 sedikit di daerah Pantura. Kami tiba di Cirebon sekitar jam 1, tepat waktunya makan siang. Wisata kuliner pun dimulai dengan mendatangi salah satu tempat makan disini, yaitu: Rumah Makan Empal Gentong H. Apud. Empal Gentong sendiri adalah makanan khas Cirebon, bentuknya seperti soto daging (empal) yang diberi santan. Kalau tidak mau yang bersantan pilih saja menu Empal Asem.  Selain menu empal yang ditawarkan, ada menu lainnya yang juga menarik, seperti: sate kambing muda, es durian, tahu gejrot, dll. Berhubung judulnya wisata kuliner, saya dan suami memesan Empal Gentong, Empal Asem, Sate Kambing Muda, dan Tahu Gejrot, ditambah dengan Emping yang ukuran cukup besar dan rasanya manis, suami aja jadi nagih makannya. Tadinya suami ingin mencoba Es durian juga, tapi mengingat semuanya serba daging, ditahan dulu, minumnya cukup Es Jeruk, untuk meluluhkan lemak2. Tempat makannya memang sederhana, tapi masih nyaman, dan cukup bersih, mungkin musholanya saja yang terlalu sempit karena bercampur dengan dapur. Untuk harganya terus terang kami tidak tahu, karena semua bill dibayar panitia, tapi perkiraan saya standar saja, tidak terlalu mahal juga. Saya dan suami kira kami termasuk terlalu kalap memesan semua makanan, ternyata dokter2 lain dan keluarganya juga sama, kalau urusan makan dan gratisan tidak ada yang menolak..peace.. apalagi untuk kuliner yang jarang kita dapatkan di cikarang. Untuk wisata kuliner pertama ini recommended bingitz..


Pesanan saya dan suami ^.^

Karena kekurangan dokumentasi, saya mengambil beberapa foto dari web orang lain untuk menggambarkan tempat makan Empal Gentong/ Asem H. Apud.





Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati. Makam Sunan Gunung Jati ini berada di kawasan pemakaman kerajaan Cirebon, sebenarnya saya tidak terlalu mengerti tentang sejarah makam Gunung Jati ini, selain udara panas Cirebon yang menyengat sekali, rasa lelah sudah mulai terasa. Untuk masuk ke dalam kawasan ini kami ditemani oleh guide, berhubung banyak peziarah lainnya, jadi suara guide tidak terlalu terdengar. Begitu masuk wilayah pemakaman, terdapat banyak sekali pengemis, sebenarnya bingung juga, apa mereka benar2  membutuhkan atau ini dijadikan pekerjaan “tetap” mereka. Tapi, kami memang diingatkan oleh panitia untuk tidak memberikan uang kepada pengemis2 tersebut, jika kita memberikan kepada salah satu dari mereka, maka yang lain juga akan minta bahkan sampai mengemis2 memaksa. Memasuki wilayah pemakaman utama, kami harus melepaskan sepatu. Untuk makam Sunan Gunung Jati letaknya lebih ke dalam lagi, kalau tidak salah masih ada 7 pintu yang harus dilewati, dan jika ingin masuk ke sana harus membayar lagi. Guide kami hanya membawa kami di pintu awal (pelataran) saja. Di pelataran pemakaman ini, terdapat lukisan alquran besar, dan dinding2 temboknya ditempeli dengan piring2 antik bermotif khas cina. Saya dan suami berfoto2 disini. 



Masuk ke wilayah ini memang gratis, tetapi di dalam disediakan beberapa baskom untuk membantu perawatan wilayah ini, tidak ada salahnya menyisihkan sedikit untuk menjaga cagar budaya kita.


Suasana Pemakaman  yang beberapa bagiannya masih renovasi dan ramai peziarah

Kami tidak berlama2 berada di tempat ziarah ini, karena semua sudah terlihat mulai lelah. Di tempat parkir juga terdapat sentra penjualan oleh2, ada intip, krupuk miskin, kaos bertulis Cirebon dan oleh2 lainnya. Lanjut, panitia membawa kami ke Hotel Aston Cirebon..wow.. Hotel Aston Cirebon ini termasuk hotel baru yang dibangun disini, sepertinya pantia pun mendapat diskon untuk kunjungan kami ini, sekalian sarana untuk promosi hotel ini juga J hotelnya termasuk yang termegah di Cirebon, ada kolam berenang, jogging track, fitness center, sampai kafe, lobinya sangat cantik dan alami, suasananya nyaman, pelayanannya lumayan cepat, standar hotel Aston lah.



(Foto lobi diambil dari web)

Selesai check in, kami mendapatkan kartu kamar masing2, Alhamdulillah, sampai juga di kamar, mandi, shalat, istirahat sebentar siapkan perut untuk wisata kuliner selanjutnya.





Jam 7 teng kami berkumpul di lobi untuk menuju wisata kuliner selanjutnya. Cuaca agak gerimis, tapi tidak membuat semangat kami surut untuk makan, tancap mang. Rumah makan seafood yang kami datangi namanya H. Moel Seafood, lokasinya sih ga hafal, tapi kira2 ga jauh lah dari Hotel Aston, parkirannya tidak terlalu luas, trus begitu masuk ke dalam agak bikin bingung karena ada lorong dan masuk ke dalamnya cukup jauh, restorannya agak gelap klo dilihat dari luar, tapi kalau sudah masuk ke dalam cukup lah terangnya, yang penting kan makanannya ga salah masuk ;) sebelum mulai makan, kami mendengarkan beberapa patah kata dari panitia. Makanan kami datang tidak terlalu lama, sepertinya panitia sudah memesankan terlebih dahulu sebelum kami datang, dan karena rombongan kami banyak (2 bis), kami disediakan 1 ruangan khusus. Makanan pertama yang muncul adalah appertizer : sup asparagus + daging kepiting, tidak sampai hitungan 3 cicip,cicip, eh lama2 habis juga itu sup, rasanya lumayan enak. Lalu lanjut ke main course, pertama datang cumi, terus udang, terus ikan bakar, terus sayuran pak coy, brokoli, trus banyak lagi, sampai bingung mau ngobain yang mana. Minuman aja saya dan suami sampai 2 kali pesan, pertama jus terus lanjut es jeruk..hehe.. ini namanya makan seafood ditemenin nasi “sedikit”. Saya dan suami tidak mengambil foto di tempat ini, kata suami norak (^.-) rasanya sih sebenarnya kurang lebih sama saja dengan seafood yang lain, tapi berhubung gratis dan makanannya di tempat yang jauh dari cikarang jadi rasanya tetap mantap. Untuk harga sepertinya standar seafood lah.

Ini beberapa foto yang saya ambil dari web orang lain untuk menggambarkan restoran ini.





Selesai makan, masih grimis, kami sambil lari2 mengejar bis (lebay mode on), sampai di hotel semuanya kekenyangan dan terlihat lelah berjalan ke kamar masing2. Prepare for another wonderfull next day..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar