Sekitar bulan Mei 2012, saya,
suami dan keluarga besar suami berkunjung ke Palangkaraya. Kalau buat saya
sebenarnya ini adalah pulang kampung..hehe. Keluarga besar berkunjung dalam
rangka menghadiri acara pernikahan adat saya dan suami sekalian berkunjung ke
kaka suami yang bertugas di Palangkaraya. Rombongan kami berjumlah lebih dari
20 orang, ada papah mamah dari suami, om2 dan tante2, saudara2 sepupu, dan
keponakan2. Kami sudah memesan tiket PP 2 bulan sebelum berangkat, kebetulan
sekali dapat tiket promo, naik Garuda pula..mantap.
Tiba di bandara Palangkaraya
sudah dijemput oleh ade2 saya dan kaka ipar, bahkan kaka saya meminjam bis
kantor untuk membawa keluarga besar kami, saya dan suami ikut ade saya, papah
mamah ikut kaka, dan rombongan besar naik bis, kelihatannya senang sekali yang
di dalam bis. Cikarang memang panas, tapi begitu sampai di Palangkaraya lebih
panas lagi. Bagi saya dan suami yang sudah pernah tinggal di Palangkaraya sudah
biasa, tapi bagi tante, om, sepupu yang baru pertama kali menginjakkan kaki di
Palangkaraya sedikit kaget juga..hehe.
Sampai di rumah kaka, semua
istirahat sambil mengobrol santai. Sementara saya dan suami pulang ke rumah,
laporan dulu sama papah..hehe. Sekitar pukul 12 kami janjian bertemu di rumah
makan yang cukup terkenal di Palangkaraya, yaitu “Kampung Lauk.” Untuk menuju
ke Kampung Lauk, kami harus melewati Jembatan Kahayan, salah satu ikon kota Palangkaraya.
Rumah makan ini berbentuk lesehan, terdiri dari beberapa pondok2 tempat makan
keluarga, dan yang istimewanya, rumah makan ini memiliki view river
(pemandangan sungai Kahayan) alias letaknya di pinggir sungai..hehe.
Sambil menunggu makanan, foto2
dulu ahh. Foto2 udah, ngobrol udah, main gadget bosen, kok makanannya belum datang
juga yaa. Pesen minuman sampai 2 kali saking gerah dan laper..hehe. Okeh..foto2
lagi, tidak lama foto2 Alhamdulillah akhirnya makanannya datang juga. Karena
semua perutnya memang lagi lapar banget, tancap maaannggg. Dan makanan pun
ludes, setelah makan, lanjut foto2 lagi..hehe.
Pulang dari kampung lauk, saya
dan suami langsung pulang ke rumah, untuk persiapan ini itu untuk acara besok.
Sementara keluarga besar yang lain meluncur ke Pulang Pisau (salah satu kab. di
Kalimantan Tengah), untuk berkunjung, sekaligus menjemput tante yang bekerja di
sana.
Untuk baju adat, dekorasi, make
up dan lain2 kami percayakan kepada kakak saya yang memang memiliki bisnis
wedding organizer (tentunya dengan harga nego..makasih ya,ka), untuk acara
adatnya sendiri papah sudah berkoordinasi dengan “damang” (istilah untuk tetua2
adat suku dayak) untuk pelaksanaannya, dan untuk masalah perut kami percayakan
buat tante2 yang baik hati. Saya dan suami hanya datang, liat2, fitting baju,
dan tahu beres saja..hehe. Alhamdulillah acara hari Pernikahan Adatnya
berlangsung lancar. Dan ini suatu kebanggaan terutama buat papah, karena anak
perempuan satu2nya sudah menikah dan menjalankan salah satu kebudayaan suku
dayak, buat saya dan suami sangat bangga karena kami dapat menjadi bagian dari
kebudayaan itu. Alhamdulillah.
Selesai acara semua kecapean.
Alhamdulillah ada tante2 dan om2 saya yang baik hati yang mau bantuin membuat
rumah jadi cantik lagi..hehe.
Saya dan suami menginap di rumah
kami di Unpar, karena memang ada adat, sebelum acara munduh mantu disarankan
untuk tinggal di rumah pihak istri. Nanti setelah munduh mantu barulah si istri
diserahkan oleh orang tuanya ke keluarga pihak suami.
Hari Minggu pagi bangun pagi, ada
satu tempat yang saya dan suami ingin datangi di Minggu pagi ini, yaitu
Bundaran Besar Palangkaraya. Bundaran besar ini adalah salah satu ikon kota
Palangkaraya, disinilah tempat berkumpulnya warga lokal maupun pendatang di
hari Sabtu malam, maupun di Minggu pagi. Untuk hari sabtunya, disini kita bisa berwisata
kuliner dan mengajak anak2 bermain di tengah Bundaran. Klo minggu pagi, kita
bisa olahraga, sarapan, dan bagi yang masih muda bisa jadi ajang cuci
mata..hehe. Saya dan suami dulu sebelum menikah juga memanfaatkan bundaran
untuk berolahraga bersama ^^.
Sayangnya, belum sampai Bundaran
Besar, kami melihat jalanan menuju Bundara padat karena orang2 yang sedang
mengikuti jalan sehat, padahal sudah dekat lho. Daripada berdesak2 desakan
dengan orang lebih baik kita balik saja meluncur cari sarapan..hehe
Selesai sarapan, pulang ke rumah,
siap2 mandi karena kami harus mengikuti jadwal selanjutnya..hehe. Papah
mengajak kami untuk berkunjung ke beberapa keluarga dari saya (pihak istri),
ceritanya ini acara perkenalan suami ke keluarga besar saya. Jadi, kami
mendatangi mina, mama, tambi, bue (tante, om, nenek, kakek), yang dituakan oleh
papah saya. Di tempat ini kami mengalami adat yang namanya Tampung Tawar sambil
didoakan supaya menjadi keluarga yang bahagia dan penuh berkah. Selain
mendapatkan doa dan dijamu makan2an enak, kami juga mendapatkan piring,
mangkok, panci, beras dan terutama amplop yang jumlahnya lumayan..hehe. Sampai
di rumah, kecapean dan kekenyangan, karena di setiap tempat yang kami datangi
kami harus makan, makanannya enak2 pula. Alhamdulillah.
Senin pagi, acara munduh mantu
dilaksanakan di rumah kaka ipar. Nah, klo ini yang sibuk2nya dari pihak suami. Untuk
makanan kaka memilih catering saja, karena undangan tidak terlalu banyak. Acara
berlangsung lancar dan sukses. Selesai acara, saya tinggal di rumah kaka. Tapi,
sore saya ke rumah Unpar juga untuk mengobrol dengan papah karena besok saya
dan suami sudah harus kembali ke Cikarang, soalnya cuma dapat cuti sebentar
dari kantor.
Hari selasa pagi, kami kembali
terbang dengan Garuda menuju ke Jakarta, sampai di bandara kami masih harus
naik Damri ke Cikarang. Alhamdulillah sampai di rumah langsung atur posisi
tidur2an di depan TV. Sore hari deh baru beres2 rumah, harus semangat karena
besok sudah harus kerja lagi. Alhamdulillah untuk liburan yang menyenangkan di
Palangkaraya dan acara adat yang lancar dan sukses.
Berikut gambar Bundara Besar dan
Jembatan Kahayan dari koleksi foto karya kakak ipar.
terimakasih sdh berkunjung ke Palangka Raya. smg suatu saat bisa dtg lagi.
BalasHapus