Salah satu tempat istimewa yang
ada di daerah lembang jawa barat adalah Tangkuban Perahu, yang legendanya cukup
terkenal di Indonesia. Di Tangkuban Perahu selain bisa
melihat pemandangan indah kita juga mendapatkan keuntungan dengan merasakan
udaranya yang sejuk dan airnya yang menyegarkan. Pantaslah Tangkuban Perahu
menjadi salah satu objek wisata yang ada di Indonesia.
Perjalanan saya dan (calon) suami
waktu berwisata ke Tangkuban Perahu cukup menarik, karena kami tidak menggunakan
angkutan roda empat atau lebih, tapi kami menggunakan sepeda motor untuk menuju
ke sana. Perjalanan menggunakan sepeda motor menurut saya sangat menyenangkan,
apalagi dijalani berdua (cie). Walaupun
terasa lebih lelah, dengan sepeda motor kita dapat melihat langsung semua
pemandangan dengan lebih jelas, bisa berhenti di tempat yang diinginkan dan
terasa perubahan suhu selama perjalanan. Buat saya ini pengalaman pertama ke
Tangkuban Perahu.
Perjalanan kami mulai pagi hari
dari rumah orang tua di Purwakarta, kami mengambil jalur yang biasa digunakan,
yaitu dari arah Subang. Belum masuk daerah Subang, ban motor belakang bocor,
terpaksa jadwal kami harus tertunda sekitar 30 menit untuk menambal ban. Perjalanan kami lanjutkan
melewati hutan jati, meliat rapinya kebun teh, indahnya. Sebelum masuk ke objek
wisata tangkuban perahu, kami terpaksa berhenti dulu di warung2 kecil yang
tersedia di sepanjang jalan, yang menawarkan WC umum, warkop dengan menu mie,
kopi dan ketan bakar. Tidak ada salahnya mencoba ketan bakar yang hanya
tersedia di warkop sepanjang jalan di lembang. Sambil menunggu tambal ban motor
yang kedua kalinya, ya ini kali keduanya ban motor bocor. Karena warkop2 ini
terletak di pinggir jurang, jadi pemandangannya cukup cantik untuk dinikmati
Setelah 30 menit meregangkan
tubuh sambil menikmati ketan bakar, kami melanjutkan perjalanan, kali ini lebih
hati2.
Sesampainya di obyek wisata
tangkuban perahu, kami langsung mencari mushola, soalnya sudah tiba waktunya
shalat dzuhur. Kesan pertama yang dirasakan adalah dingin, ditambah dengan
cuaca yang sedikit mendung dan tetesan air hujan, mudah2an hujannya tidak
mengganggu jalan2 kali ini.
Selesai shalat dan makan, kami
lanjutkan menikmati pemandangan di Tangkuban Perahu. Sekedar saran, sebaiknya membawa
bekal sendiri dari rumah, karena pilihan makanan yang ada terbatas, kebanyakan
hanya menyediakan mie rebus dan gorengan, dengan harga yang sedikit lebih mahal
bila dibandingkan apabila kita membeli di luar tempat wisata.
Wisata yang bisa kita nikmati
adalah pemandangan kawah, yang berlatarkan gunung Tangkuban Perahu. Sayangnya
hujan semakin besar, sepertinya ga memungkinkan kalau kami memaksakan untuk
berada di tempat terbuka, tapi sayang banget sudah sampai disana tapi tidak
menikamati. Akhirnya kami membeli jas hujan disposable, jadi yang sekali pakai,
walaupun harganya cukup mahal, walaupun di luar budget, tapi setidaknya menjadi
pelajaran saat liburan berikutnya ke Tangkuban Perahu, untuk sedia payung
sebelum hujan ^.^
Alhamdulillah hujannya berhenti,
dan yang paling disyukuri saat selesai hujan adalah pemandangan di Tangkuban
Perahu yang menjadi cerah, kawah yang tadinya tertutup kabut, setelah hujan
jadi terlihat lebih jelas.
Setelah puas berfoto dan jalan2
sambil menikmati kawah, kami mengunjungi pasar seni yang ada disana, lumayan
banyak barang2 yang ditawarkan, kebanyakan barang2 yang mencirikan Tangkuban
Perahu, dalam bentuk baju, gantungan kunci, dll yang bertuliskan Tangkuban
Perahu, tapi ada juga oleh2 yang kita bisa temukan di tempat wisata lainnya.
Setelah tawar menawar yang cukup sengit akhirnya saya mendapatkan tas rajutan
dan beberapa gantungan kunci buat oleh2. Saya menyarankan sebaiknya harga yang
diajukan para penjual disini diberikan penawaran, dan lebih teliti dalam memilih
barang, karena barang handycraft tidak selalu persis sama bentuknya, pilihlah
sesuai yang kita inginkan.
Sebelum pulang kami shalat ashar dulu di
mushola. Perjalanan pulang juga tidak kalah menarik. Tidak jauh keluar dari
gerbang Tangkuban Perahu, hujan mulai turun, 15 menit perjalanan hujan
berhenti, baju kering di badan, 30 menit perjalanan hujan turun lagi, makin
lama makin besar sampai kami tiba di Cikarang.
Langsung mandi, istirahat dan tidak lupa minum vitamin biar ga sakit.
Alhamdulillah.
note: kami berwisata ke Tangkuban Perahu pada tahun 2010, mudah2an sekarang sudah lebih banyak perubahan di tempat wisata tersebut, terutama untuk mushalla dan kamar kecilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar