Rabu, 29 April 2015

Journey to Lembang, day – 1


Liburan natal (25 & 26 Desember 2014), saya dan keluarga dari suami memutuskan untuk berlibur bersama. Liburan ini sekalian untuk merayakan selesainya sekolah kepemimpinan kaka kedua di Lembang. Jadi, kami berlibur ke Lembang dengan di-guide langsung oleh kaka kami. Bapak dan Ibu mertua, kaka 1st, suami dan anak lelakinya, kaka 2nd, istri dengan sepasang anaknya, kaka 3rd, suami dengan dua pasang anaknya, dan pastinya suami dan saya. Kami semua berjumlah 17 orang, dengan membawa 3 mobil. Kami berangkat dari Purwakarta sekitar jam setengah 8, kaka memandu kami melewati jalan yang tidak biasa kami lalui kalau mau ke Lembang, tujuannya untuk menghindari macet, mengingat liburan pasti banyak yang ingin menghabiskan waktu berliburnya di tempat yang sejuk seperti Lembang. Jalan yang kami lalui cukup lancar, memang mendapat sedikit hambatan saat kami mencari jalan potong, karena jalan masuk yang biasa dilalui kaka ternyata ditutup untuk perbaikan, jadinya kami berputar, sampai 3 kali untuk bisa masuk ke jalan yang dimaksud, dan yang membuatnya semakin lama adalah padatnya pengendara, terutama saat kami harus melewati pasar. Alhamdulillah jalan yang dimaksud pun ketemu, begitu masuk jalan itu, kami langsung meluncur mulus menuju ke Lembang, dan benar2 lancar, tidak terkena macet. Melewati sawah, melihat gunung, deretan pohon karet dan pinus, indahnya ciptaan Allah. Subhanallah.





Sesampainya di kota Lembang, kaka memutuskan untuk langsung ke penginapan saja, karena mendekati waktu untuk shalat Jumat, nanti jalan2 dimulai selesai shalat Jumat saja. Yang saya rasakan pertama kali masuk ke dalam kota adalah udaranya yang sejuk dan segar. Setelah itu barulah menyadari kepadatan kota Lembang yang sebagian besar “mungkin” dipenuhi oleh pendatang seperti kami J



Akhirnya kami tiba juga di Penginapan Seruni yang ditengah2nya terdapat Rumah Makan Ma’Pinah. Sesampainya disana, kami langsung check-in, tetapi ada masalah dengan kamar yang sudah kami booking, ternyata kamar kami sudah ditempati oleh orang lain. Kami membooking 4 kamar yang berderet, ternyata 3 kamar lainnya sudah ditempati orang dan “katanya” mereka sudah membooking dari satu bulan sebelumnya, sementara kalau melihat catatan di papan tulis, terdapat nama dan bukti kaka kami yang sudah membooking kamar tersebut. Sedikit menjadi masalah sih, tapi daripada membuat anak2 kecewa, akhirnya kami ambil saja 1 kamar yang tersisa ditambah dengan 2 kamar di lantai atas, walaupun dengan kamar mandi yang terpisah dari kamar. Tapi, anak2 terlihat sangat senang, jadi kami pun tidak menjadikan masalah itu berlanjut.




Bapak, ibu, kaka kedua dan istri menempati kamar yang dibawah dan sisanya menempati kamar atas, ayo kita naik ke atas, let’s go.



Enak sekali udara di Lembang bikin mengantuk dan lapar. Rencana makan siang setelah para lelaki pulang shalat Jumat, jadi kami mencari ganjelan dulu di dekat2 penginapan. Di dekat Penginapan Seruni ini terdapat Tahu Tauhid yang cukup terkenal itu, saya dan kaka2 berjalan kaki kurang lebih 3 menit, dan sampai deh di Tahu Tauhid. Awalnya kami salah tempat beli, kami mengantri di tempat yang jualan tahu mentahnya, pantas saja sepi, tempat jualan tahu yang sudah digorengnya lebih ramai. Agak ragu2 juga sih melihat antriannya, takut lama nunggunya. Melihat sekali menggoreng hasil gorengannya banyak, kakak memutuskan untuk membeli saja. Prosedurnya, tahu kami bayar dulu, sambil menunggu nomor di struk pesanan kami dipanggil. Untuk satu buah tahu tauhid yang sudah digoreng dihargai 1200 rupiah, mengingat ukuran dan rasanya dengan harga segitu saya rasa cukup mahal, memang brand nama sangat mempengaruhi harga. Sambil menunggu panggilan, saya diminta kakak untuk membeli kue pancong. Satu papan kue pancong dihargai 5 ribu rupiah, bungkus 4 ya,bu. Selain menjual tahu tahuid, tempat ini juga menyediakan food court yang menjual berbagai macam makanan. Kami sih tidak mencoba, tapi mengingat harga tahu tauhidnya, takutnya harga makanan disini juga cukup menguras dompet.








Selesai dari tahu tauhid kami kembali ke penginapan dan tahu + kue pancong ludes..des..des dilahap massa. Sambil menunggu para pria shalat jumat, kami yang wanita malas2an di kamar. Selesai shalat dzuhur, perut sudah terasa lapar, mengingat keadaan sekitar penginapan yang macet kami memutuskan untuk makan siang di rumah makan ma’pinah yang menyatu dengan penginapan saja. Menu yang ditawarkan disini cukup banyak, dengan harga yang lumayan pula. Supaya tidak bingung, akhirnya kakak memesankan kami paket komplit saja, ada bebek/ gepuk,tahu tempe, lalapan, sayur asem, dan teh tawar hangat, yang dihargai kurang lebih 30ribuan rupiah. Suami memilih lauk bebek sementara saya mau mencoba gepuknya. Untuk rasa lumayan, bebeknya masih agak liat, sementara gepuknya empuk dan rasanya enak, Alhamdulillah.




Sambil menunggu anak2 menghabiskan makanannya, kami mengobrol sambil bersiap2 untuk ke tempat wisata selanjutnya. Kaka mengajak kami ke tempat budidaya lebah madu, sekalian mencoba minum madu langsung dari sarangnya, ditemani oleh lebah2 pintar yang tidak mengigit..peace..

Tiba di tempat budidaya madu kami langsung disuguhkan susu murni hangat yang diberi madu, rasanya manis, segar dan sehat..mantap. kami mengobrol sambil menikmati susu dan madu, sementara bapak yang punya budidaya sibuk mencarikan kami sarang yang sudah penuh madu. Alhamdulillah kami cukup beruntung, karena ada sarang yang lumayan banyak terisi madu, sarang pun dibagi menjadi bagian2 kecil untuk mencoba menghisap madunya..hmm..manis.








Walaupun gerimis, kami sangat menikmati wisata di temapt budidaya madu ini. pengalaman pertama menghisap madu langsung dari sarangnya.

Perjalanan kami lanjutkan ke kebun sayur (milik orang..hehe) butuh perjuangan untuk menuju ke bukit tempat perkebunan sayur ini, untung mobil yang kami naiki semua bisa dipakai off road (sambil membaca Bismillah). Di tengah jalan, kami melihat mobil susu murni dari peternakan yang akan disalurkan ke agen2 penjual, sehari 2 kali jadwal penganteran susu, pagi dan sore sekitar jam 4an. Akhirnya kami tiba juga di kebun milik salah satu warga. Karena mulai gerimis dan kabut kami hanya berfoto2 di sekitar kebun dan tidak mendaki ke kebun yang lebih atas lagi. sambil menikmati sejuknya udara pegunungan, kami ngobrol dan nongkrong di warung milik warga, sambil tidak lupa memesankan kopi untuk bapak2nya. Selesai ngopi dan ngobrol kami kembali ke penginapan. Pulang dari kebun kami melewati lagi mobil susu yang sedang membagikan susu2nya J









Sesampainya di penginapan, kami istirahat sambil menunggu antrian mandi..hehe. Selesai shalat maghrib, kami memutuskan untuk mencari makan malam. Awalnya kami berniat untuk berjalan kaki menuju ke wisata kuliner selanjutnya, karena gerimis, akhirnya kami memutuskan untuk membawa mobil saja. Padahal tempat makan yang kami tuju tidak jauh jaraknya dari penginapan, tapi karena harus memutar dan macet (lembang at holyday) rasanya lumayan jauh..hehe.

Akhirnya kami tiba juga di tempat makan surabi yang cukup terkenal di lembang. Alhamdulillah begitu masuk kami tidak terlalu susah mendapatkan tempat duduk, padahal kami dengan personil yang lengkap, lho. Saking terkenalnya, kami pun harus menunggu antrian untuk mendapatkan surabi kami. Menunya sangat menarik, surabi dengan coklat, keju, susu, mungkin sudah biasa, tapi surabi dengan telur ceplok yang dimasak langsung menyatu diatas serabi, ditambah dengan toping sosis, daging, ayam, ditambah mayonais racikan, sambal dan udara malam lembang yang dingin rasanya menjadi luar biasa (berbeda dari biasanya..hehe). Untuk yang wisata kuliner di lembang Surabi Haneut ini sangat direkomendasikan. Untuk minuman, rata2 kami memesan susu murni, suami memesan teh tarik, kakak ipar dan keponakan milo hangat, semuanya enak. Untuk Surabinya, saya memesan 2, yang surabi telur tok dan susu keju, sementara suami hanya memesan yang coklat keju, kami pesan berbeda2 biar bisa rasa2an..hehe.









Padahal hanya makan surabi, tapi perut sudah terasa kenyang. Tidak butuh waktu lama untuk kami kembali ke penginapan, sampai di penginapan kami shalat isya dan lanjut mengatur posisi tidur. Untuk kamar atas kami putuskan menjadi kamar cowo2 dan kamar cewe2. Jam 10 kami semua sudah tertidur, what a wonderfull day.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar