Batu Caves – KLCC –
China Town– Bukit Bintang
Hari kedua di kuala
lumpur..horay.. bangun pagi jam 5, buka balkon masih gelap sangat, menunggu
bunyi azan tapi belum kedengaran. Malamnya, saya dan suami memang sudah ngobrol
dengan supir taksi, dia infokan kalau azan subuh disini sekitar jam 6 waktu
Malaysia. Jadi, sambil menunggu azan kami tidur2an sambil nonton TV. Sekitar
pukul 6 kami melihat balkon, walaupun masih gelap tapi terlihat sedikit
semburat yang menandakan mau pagi ^^. Setelah shalat subuh, saya dan suami
mandi dan siap2 untuk rencana touring kami hari ini J memang saya mengatur jadwal
terlalu padat, tapi saya dan suami niatkan untuk menikmati liburan kami ini,
jadi tidak harus berpatokan pada jadwal yang saya buat. Yang penting enjoy,
foto2 tetep.
Perjalanan kami mulai jam 8 pagi,
karena jam 7 ternyata masih pagi bingitz. Untuk menuju ke KL Sentral kami
memutuskan untuk menggunakan KTM Komuter dari stesen komuter terdekat. Stesen
komuter yang paling dekat adalah stesen UKM. Dari hotel Bangi Putrajaya kami
“terpaksa” harus naik taksi ke stesen komuter UKM. Naik taksi sekitar 10 menitan,
agak macet sedikit, karena kami berangkat bersamaan dengan jam orang berangkat
kerja juga. Ongkos taksi ke stesen UKM 20RM (lumayan mahal sih, tapi daripada
jalan kaki..hehe). sampai di stesen UKM bersamaan dengan tibanya ktm, kami
langsung membeli tiket ke KL Sentral dan naik masuk ke dalam ktm. Sebenarnya
saya dan suami tidak terburu2 juga sih untuk naik ktm, tapi karena kurang info,
daripada harus menunggu ktm selanjutnya jadinya pas ada ya langsung naik,chin. Ternyata
ktm ini ada tiap 15 menit. Karena memang kami mulai perjalanan di jam berangkat
kerja, jadinya saat kami naik ktm tidak mendapatkan tempat duduk. Saya baru
duduk setelah melewati 3 stesen, sementara suami di stesen ke 5 baru duduk. Perjalanan
dari stesen UKM ke KL Sentral melewati 6 stesen dengan ongkos hanya 3.3 RM.
Perjalanan dari stesen UKM sampai ke KL Sentral kurang lebih 45 menit. KTMnya bersih, dan terawat, bahkan ada gerbong untuk wanita. Informasi yang diberikan juga mudah dimengerti, karena setelah menggunakan bahasa melayu, informasi akan diulang dengan bahasa inggris, jadi tidak akan membingungkan untuk turis2 “asing” seperti kami..hehe ^^. Suasana alam di kanan kiri kereta tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, hanya bedanya Indonesia lebih padat dengan pemukiman penduduk. Tetapi, di 2 stesen mendekati KL Sentral, mulai terlihat modernnya kota kuala lumpur. Sampai di KL Sentral sedikit kaget juga, ini stesen atau mal ya. Kami masih terlalu pagi sampai disini, jadi masih banyak toko2 yang belum buka. Niatnya saya dan suami ingin mencari sarapan. Tapi, rata2 yang ada disini junk food semua, maunya sih makan yang khas melayu, seperti nasi lemak (nasi uduknya Malaysia) dan teman2nya. Selain menghemat, kan disini kita ingin mencoba makanan yang tidak ada di Indonesia..hehe. putar2, bahkan keluar dari stesen pun tidak ketemu makanan yang membuat kita ingin mencoba. Akhirnya kita ke 7 eleven saja, seingat saya ada nasi goreng yang hanya dijual 5 RM. Begitu masuk 7 eleven, ternyata memang ada, tapi suami kurang tertarik. Suami malah tertarik dengan roti isi salah satu produksi Malaysia (seperti Sari Roti di Indonesia). Jadilah kami memborong banyak roti, ada yang isi ikan tuna, bilis, sarden, ada yang cream juga, keju, coklat, mocca, masih banyak lagi. yang bikin suami khalap, harganya sekitar 0.6 RM..hehe bungkus,mang. Jadilah kami memborong roti + beli air mineral dengan total belanja sebesar 8,9 RM, yang agak mahal memang air mineral, sekitar 2 - 3 RM perbotol. Yang kami lakukan selanjutnya adalah mencari tempat duduk yang nyaman untuk sarapan dengan roti2 yang menggiurkan ini. Selesai sarapan, saya dan suami mendatangi counter MAXIS (salah satu provider simcard di KL), kami membeli simcard sekalian minta diregristasi. Dengan 20 RM dalam waktu 5 menit kami sudah dapat berkomunikasi dengan menggunakan Maxis. Keuntungan menggunakan simcard ini adalah lebih hemat jika kita ingin menghubungi kerabat yang ada di Indonesia. Karena akan lebih mahal jika kita menggunakan simcard kita (Indonesia) di sini. Saya langsung menghubungi ade yang katanya hari ini mau menyusul “sendirian” ke KL. Jadi, saya sangat perlu untuk memantau sampai dimana ade saya. Kami janjian bertemu di KL Sentral ini sekitar jam 4 sore, daripada ade saya langsung ke Hotel Bangi Putrajaya, lebih baik ade saya langsung ke KL Sentral saja, dari KLIA2 ke KL Sentral menggunakan bus hanya 10 RM (paling murah di antara transportasi lainnya).
Saya dan suami memulai jadwal
kami. Tujuan wisata kami pagi ini adalah Batu Caves. Dari KL Sentral kami
kembali menaiki KTM Komuter, tapi dengan rute berbeda dari yang kami naiki
tadi. KTM Komuter ini memiliki akhir stesen di Batu Caves. Dengan membeli tiket
sebesar 2 RM kami meluncur ke Batu Caves. Karena kami berlibur bukan saat
liburan, jadi saat naik komuter tempat duduknya cukup banyak, kami tinggal
pilih mau duduk dimana. Sekitar 6 stesen kami lewati, sekitar 30 menitan
akhirnya sampailah di stesen terakhir Batu Caves. Selama di dalam ktm tidak
boleh makan dan minum, setelah turun baru bisa minum..hehe. sampai di Batu
Caves foto2 dulu ahh di stesennya. Dari semua stesen yang kami datangi,
sepetinya stesen ini yang kurang terawat. Disini kita bisa melihat warkop (khas
Malaysia) sekaligus yang jagain toilet dan bayar 0,3 RM (kurang lebih seperti
di Indonesia).
Wisata batu caves tidak jauh dari
stesen Batu Caves ini, keluar dari stesen cukup berjalan beberapa langkah dan
kami pun masuk di wilayah wisata Batu Caves. Menurut pandangan saya sebagai
orang awam, saya melihat Batu Caves ini sebagai tempat suci umat Hindu, tempat
ini dikelilingi oleh patung2 dewa agama Hindu. Kami masuk kawasan Batu Caves
ini dari samping, jadi patung besar pertama yang kami temukan adalah Patung
Hanoman dan ada kuilnya juga. Saya juga melihat beberapa orang yang sedang
beribadah di dalam kuil Hanoman, foto2 dulu yuuk.
Di kawasan ini terdapat pula sebuah
kolam besar yang berisi ikan2 besar juga, seperti ikan koi, ikan mas dan sodara2nya. Kolam ini
memiliki pemandangan yang cantik, apalagi latarnya bangunan India dengan relif
dan patung2 serta warnanya yang menarik.
Banyak orang India yang
berkeliaran di tempat ini, baik yang datang untuk beribadah, maupun yang memang
mengelola tempat ini, disini juga terdapat penjual oleh2 dan makanan khas
India. Satu hal yang menarik perhatian saya, ada juga yang menawarkan pembuatan
tato India, salah satu kebudayaan yang menarik, yaitu seni menghias tubuh,
tidak seperti tato yang biasa kita tahu, pembuatan tato disini menggunakan
henna (daun pacar), jadi sifatnya tidak tetap, biasanya bertahan 1 minggu saja.
Karena sudah sampai disini, tidak ada salahnya mencoba. Dan, menariknya lagi,
sang seniman dapat membuat gambar cantik di tangan kita hanya dalam waktu 10
menit yang dihargai 10 RM untuk satu gambar. Kalau ingin memilih gambar sendiri
dihargai lebih mahal lagi tentunya.
Yang kurang dari pembuatan tato ini hanyalah senyum dari sang pembuat
gambar..hehe. Setelah digambar, hennanya dibiarkan kering dulu, paling tidak satu
jam dulu, baru bisa dibasuh.
Masih dengan tangan yang
ber-henna kami lanjut menuju ke Batu Caves-nya. Di depan Batu Cave kita
disambut oleh Patung Murugan besar dengan latar belakang anak tangga yang akan
membawa kita masuk ke dalam gua.
Sebelum mulai menaiki tangga2
itu, pemanasan dulu, atur nafas dan jurus meringankan pantat..hehe. Di dekat
patung Murugan, terdapat banyak burung merpati, jadi tetap liat atas dan bawah
yaa. Di awal2 naik tangga saya dan suami cukup bersemangat, baru mendekati
seperempatnya sudah mulai ngos2an, sampai di tengah perjalanannya berhenti
dulu, alibinya sih foto2, padahal nafasnya dan detak jantungnya lagi
dinetralin, maklum yang jarang olahraga. Selain anak tangga cukup kecil,
tantangan lain disini adalah monyet2 dan burung2 merpati yang berkeliaran, jadi
hati2 dengan barang2 bawaan dan langkah kaki kita.
Alhamdulillah, akhirnya sampai
juga di mulut gua. Kata yang pernah ngitungin sih, tangganya 272 biji, tapi
berhubung kita dah kecapean boro2 mo ngitung, mata aja dah agak buram..hehe.
tapi, begitu sampai di atas, rasanya puaaasss sekali, we did it, dear. Selain
penasaran pengen tahu apa sih yang ada di dalam gua, saya dan suami kepicu sama
nenek2 dan kakek2 yang sepertinya tidak ada kesulitan saat naik tangga ini, klo
mereka bisa masa kita ngga bisa, monyet yang berkeliaran disitu aja bisa sampai
atas.. ehh, ga nyambung.
Di dalam gua ternyata ada banyak
patung dan kuil, terus terang saya tidak hapal nama2nya. Dan ada satu kuil yang
tempatnya paling atas, jadi harus menaiki beberapa anak tangga lagi supaya
sampai di kuil tersebut. Suasana gua cukup gelap, karena ada yang sedang beribadah
juga jadi tetap harus menjaga sikap toleransi.
Setelah puas berfoto dan mengatur
nafas, kami kembali menuruni tangga2 perjuangan itu..bersemangat.
Alhamdulillah, kami mengunjungi batu caves ini pagi2, jadinya tidak terlalu
banyak orang. Turun tangga sedikit lebih mudah dan ringan, tapi tetap harus
hati2 karena licin dan monyet2 yang mulai hiperaktif..hehe.
Setelah sampai di bawah rasanya lega, rasa lelah pun langsung hilang, yang terasa hanya rasa pegal di kaki..hehe, lanjut foto2.
Sekitar pukul 11 kami lanjut ke wisata berikutnya, KLCC dan Menara Kembar Petronas yang terkenal itu. Dari stesen Batu Caves kami kembali naik KTM Komuter ke KL Sentral, dari KL Sentral kami naik LRT tujuan KLCC. Naik LRT dari KL Sentral ke KLCC kami membeli tiket seharga 1.8 RM, berbeda dari KTM Komuter, tiket untuk LRT ini berbentuk koin biru dengan tulisan rapid KL yang akan dimasukkan di loket masuk dan saat keluar dari stesen. Ada 4 stesen yang harus dilewati untuk sampai di stesen KLCC, LRT sesuai dengan namanya ternyata memang rapid train, dari yang naik KTM masih bisa berdiri santai, begitu naik LRT sepertinya harus pegangan, jadi tidak heran dalam waktu kurang dari 10 menit kami sudah tiba di stesen KLCC. Dengan LRT kami hanya melewati 1 stesen yg upperground, 4 stesen selanjutnya, termasuk stesen KLCC tempat kami turun letaknya underground (bawah tanah), jujur agak ngeri juga karena tidak ada pemandangan sepanjang jalan..hehe, untungnya cepet sampai.
Alhamdulillah sampai juga di
stesen KLCC. Awalnya sih agak bingung, karena petunjuk arahnya kurang, hanya
stesen ini cukup padat penggunanya, jadi kami tinggal mengkuti saja arus massa.
Keluarnya stesen ini ternyata masih nyambung dengan mal KLCC, jadinya tidak
perlu berpanas2. Berhubung sudah jam 12, saya dan suami hunting makan. Tidak
berani mencoba makan di restoran yang ada di mal, takut harganya diluar
jangkauan (hehe), saya dan suami memilih untuk makan di food court mal saja.
Sampai di food court banyak sekali pilihan makanan, dibantu sekali dengan sudah
dipasang harga dan gambar menunya. Pilihan pertama pasti yang halal, kedua yang
harganya terjangkau, yang ketiga makanan yang menjadi khas di Malaysia ini. Akhirnya
pilihan makanan kami jatuh pada Nasi Lemak, dengan lauk ayam, sayuran dan teh
tarik dengan total 21 RM untuk berdua, Alhamdulillah kenyang. Selesai makan,
kami mencari surau untuk shalat dzuhur.
Makan sudah, shalat sudah
sekarang lanjut hunting foto, twin tower..i’m coming. Kami langsung menuju ke
kolam air mancur mal Suria KLCC ini. Karena udara panas sekali, saya dan suami
menghindari area kolam, kami berjalan2 di taman yang ada di KLCC. Tamannya
cukup terawat, bahkan ada taman bermain khusus anak2 di tempat ini. Hebatnya
lagi tempat bermain dan taman2 ini ada security-nya, jadi jika ada yang
melanggar peraturan langsung ditegur dan ditertibkan, tidak heran taman2 dan
kolam2 ini terawat baik. Yang paling menarik di taman ini adalah kran air minum
yang dapat diminum langsung, dan gratis. Cuaca yang panas membuat saya dan
suami bersemangat sekali meminum air ini, segar sekali rasanya, Alhamdulillah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 3
sore, masih ada waktu satu jam sebelum janjian dengan ade. Saya dan suami
memutuskan untuk menunggu di China Town saja. Dengar2 klo ingin membeli oleh2
lebih murah di China Town dibandingkan membeli di Pasar Seni Central Market
yang dikhususkan untuk berjualan souvenir, jaraknya pun tidak berjauhan. Dari KLCC kami kembali menaiki LRT ke stesen
Pasar Seni, 3 stesen yang kami lewati, dengan membayar 1,6 RM. Dari stesen
Pasar Seni, cukup berjalan sebentar dan tibalah kami di Petaling Street yang
terkenal itu. Jalan Petaling ini kurang lebih mirip seperti Pasar Kaget yang
ada di Indonesia, klo siang, hanya ada ruko2, menjelang sore mulai muncul
pedagang2 yang memasang lapaknya. Jualannya pun kurang lebih mirip seperti
Pasar Kaget yang ada di Indonesia, kaos2, tas2, sepatu2 yang barangnya kurang
lebih sama dengan harga yang serupa pula. Yang berbeda adalah barang2
souvenirnya, jadi saya dan suami focus untuk mencari penjual souvenir. Harga
yang ditawarkan awal mungkin kedengaran tinggi, tapi tawarlah setengah harga,
dan kalian akan mendapatkan harga yang sesuai. Akhirnya saya dan suami
memborong beberapa souvenir untuk oleh2. Terus terang saya cukup puas karena
kami berhasil mendapatkan harga yang sesuai, terutama sesuai dengan
budget..hahaha. Setelah belanja, kami kembali menuju stesen Pasar Seni, di
perempatan jalan Petalling ini kami melihat ada jualan susu kedelai yang sangat
menggoda. Setelah berjalan cukup jauh, belanja, sepertinya segar sekali minum
susu kedelai dingin. Cara berjualannya sangat menarik perhatian, susu
kedelainya ditaruh dalam kotak kaca (seperti aquarium), setiap ada pesanan baru
dikemas. Selain susu kedelainya, saya sangat tertarik untuk mencoba kembang
tahu yang disiram air jahe. Klo tidak salah namanya Tau Fa Fa, rasanya lumayan
untuk saya yang baru pertama kali mencoba kembang tahu..hehe. Segelas susu
kedelai dan semangkok Tau Fa Fa dihargai 3.5 RM, sesuai lah dengan rasanya.
Kami langsung meluncur ke stesen KL
Sentral lagi. stesen Pasar Seni adalah yang paling dekat dengn stesen KL
Sentral, kami hanya membayar 1 RM dan dalam waktu kurang dari 3 menit kami
sudah turun lagi di KL Sentral. Sampai di KL Sentral kami langsung mencari surau
untuk shalat ashar. Selesai shalat ashar kami turun ke tempat perbehentian bus
dari luar kota, sambil menunggu ade datang, kami sekalian membeli tiket untuk
ke Genting Highland besoknya. Tiket bis + sky cable car PP ke Genting Highland
10,3 RM kami pesan untuk bis jam 10 pagi. Agak lama juga menunggu di bawah,
tapi karena asap kendaraan yang mengganggu, saya dan suami memilih untuk
menunggu di lantai atas saja. Sesampainya di lantai atas, ade saya menelepon,
ternyata dia sudah tiba di KL Sentral, Alhamdulillah.
Karena kami ingin numpang bis
shuttle yang ke Hotel Bangi Putrajaya, kami memutuskan untuk jalan2 di daerah
Bukit Bintang, wisata kuliner disana sambil menunggu jadwal bis shuttle yang
jam 9 malam.
Dari KL Sentral kami naik
Monorail ke stesen Bukit Bintang, berbeda dengan KTM Komuter dan LRT, monorail
keretanya pendek saja dengan lintasan ada diatas jalan raya. Stesen monorail
yang di KL Sentral tidak satu kawasan dengan mass train lainnya, jadi kita
berjalan sedikit, melewati mal dan sampai deh di stesen monorail KL Sentral.
Dengan 2 RM kami melewati 4 stesen dan tibalah di stesen Bukit Bintang. Karena
kami menggunakannya saat jam pulang kerja, jadi morail yang kami coba sedikit
padat, Alhamdulillah masih dapet tempat duduk..hehe.
Sampai di stesen Bukit Bintang
agak bingung, tujuan pertama kami adalah untuk mencari halte tempat shuttle bis
Hotel Bangi Putrajaya, klo sudah ketemu halte bis-nya kami bisa memperkirakan
waktu untuk muter2 di Bukit Bintang. Karena daerah ini sangat padat, awalnya
kami muter2 tidak jelas, namanya juga jalan2. Di tengah jalan ada atraksi yang
menarik dan bikin ngiler, yaitu Es Krim Turki..hmm yummy, sambil kedip2 ke
suami minta dibeliin. Harga dan rasa es krim ini standar lah 5 RM untuk
pertunjukan menarik yang perlu diacungin jempol. Penjual es krimnya menyajikan
dengan sebuah sendok tongkat panjang, sambil memain2kan es krimnya, memutar2,
membolak balik tapi es krimnya tidak jatuh, susah digambarkan, mesti
menyaksikan sendiri deh (^.-)
Akhirnya ketemu juga halte bis
shuttle-nya, ternyata tidak jauh dari stesen Bukit Bintang, tapi tak apa lah. Setelah
ketemu, kami langsung ber-wisata kuliner, berhubung perut babon adeku belum
makan dari siang. Di Bukit Bintang ini yang terkenal Jalan Alor-nya, dan kami
pun meluncur ke sana, agak jauh sedikit jalannya dari stesen, dan berhubung
waktu kami datang kawasan ini sedang di renovasi, jadi kami harus memutar2
melewati gang2 sempit untuk menuju ke Jalan Alor. Karena kami datang belum
terlalu gelap, jadi masih banyak penjual yang belum memasang lapaknya, suami
agak takut karena kita tidak bisa membedakan makanan yang halal dan haram.
Akhirnya kami memutuskan untuk mencari makanan India saja. Tidak jauh dari
jalan Alor ini kami menemukan Restoran Pakistan yang pastinya menyediakan
makanan halal J
karena saking laparnya dah ga sempat foto2..hehe.
Selesai makan kami mencari surau
untuk shalat maghrib. Kami shalat maghrib di Sungai Wang Plaza yang ada di
depan halte bis shuttle, biar ga muter2 lagi kayak tadi..hehe. Selesai shalat
muter2 di mal sebentar, sebenarnya sih mal2 disini kurang lebih sama saja
dengan yang ada di Indonesia, jadi kita cuman window shopping aja. Kaki dan
badan sudah kecapean, sambil menunggu bis shuttle yang jam 9 jalan, kami duduk
sambil foto2 saja di pinggir jalan dekat halte, berasa turis banget..hehe.
Jam 9 bis meluncur ke Hotel Bangi
Putrajaya, sampai di hotel rasanya capek dan pegal2. Sampai di kamar, mandi,
shalat isya, hitung2 pengeluaran sehari dan siapin budget buat besok, begitu
ngantuk langsung tidur deh, ngecharge body buat jalan2 besok.
Alhamdulillah for 2nd
wonderfull day.
Mba & masnya dari pagi ampe sore fotonya sendiri2 terus, kenapa ga selfie? :)
BalasHapustrus kurang senyum pula. Pas difotoin ber2 baru senyum, hehe..
O iya, ke batu caves karcisnya kertas gitu doang ya mba? Masuk ke KTM komuter ada pemeriksaan karcis ga?
Kalo monorel, pake koin yg sama kayak LRT ya?
Trims