Senin, 21 September 2015

Journey to Lembang – day 2

Tidur malam kurang nyenyak karena menahan buang air kecil, tapi tidak berani ke toilet yang berada di luar kamar. Alhamdulillah jam 1an kaka ipar bangun dan mau ke toilet juga. Selesai itu tancap lagi tidur nyenyak kita. Bangun jam 5 pagi, langsung shalat subuh. Suami mengetuk pintu kamar untuk mengajak jalan2 pagi. Saya, suami, dan keponakan2 memulai petualangan pagi kami mengeksplorasi kota lembang. Walaupun masih agak gelap, kami sangat menikmati sejuknya udara pagi kota lembang. Berbeda sekali dengan keadaan lalu lintas malam yang dipenuhi kendaraan, pagi ini jalanan kota Lembang sangat lenggang. Hanya ada beberapa warga lokal yang beraktifitas pagi, dan beberapa pendatang yang jalan2 pagi seperti kami. Saya dan suami memutuskan untuk mengambil jalan lurus menuju ke arah surabi, tapi tujuan kami kali ini adalah warung2 ketan bakar, salah satu ciri khas Lembang yang buka 24 jam. Karena jarang olahraga jalan kaki kami terasa sedikit melelahkan..hehe. Banyak sekali penjual ketan bakar di daerah ini, dengan macam, bentuk dan pilihan rasa dagangan yang kurang lebih sama. Saya dan suami memilih warung ketan bakar yang tempat duduk pengunjungnya masih kosong, jadi kami berempat bisa duduk santai tanpa empet2an..hehe. Kami memesan 1 ketan bakar, 1 pisang bakar (menggoda sekali bentuknya), 2 indomie goreng + telur (favorit anak2), 3 gelas susu murni dan 1 gelas susu murni yang ditambahkan essen pandan, cantik sekali warnanya..hehe.





Sambil menghabiskan makanan, kami mengobrol dan mengamati orang yang lalu lalang..hehe. Ketan dengan bumbu colenak (seperti bumbu pecel, tapi manis dan lebih kental), rasanya sih masih biasa, untuk pisang bakar kejunya cukup enak, indomie memang sudah enak dari pabriknya, tapi untuk susu saya rasa masih lebih enak susu yang kami minum di Surabi tadi malam. Untuk makanan dan minuman ini, kami membayar sebesar 80rb rupiah, saya dan suami sebenarnya agak kaget juga. Soalnya mengingat rasa dan ukurannya dengan harga segitu sangat tidak sesuai. Tapi, tidak apa2 untuk pengalaman selanjutnya untuk menanyakan dahulu harga makanan yang kita mau sebelum kita memesan, namanya juga daerah wisata, biasanya harga turis dan warga lokal berbeda. Alhamdulillah, mudah2an apa yang kami makan jadi berkah. Pulang dari ketan bakar ini kami memilih untuk menaiki angkot saja, dengan 2000 rupiah kami sudah sampai di penginapan..hehe.

Sampai di penginapan, yang lain sedang sarapan, saya memilih untuk mandi supaya cepat packing karena kita akan check out jam 9 untuk menuju wisata selanjutnya, kata suami  mandinya pagian supaya tidak mengantri dan berebutan dengan tamu penginapan lainnya..hehe. Selesai mandi, packing, selesai packing saya dan suami turun ke lantai bawah dan duduk manis di depan kamar orang tua. Sambil menunggu yang lain selesai mandi dan packing, kami mengobrol dan berfoto2. Kebetulan sekali sarapan yang dari penginapan sudah datang, karena yang lain sudah sarapan, saya dan suami yang hanya mencoba ketan dan pisang tampaknya harus mengisi perut lagi. Dan nasi goreng + krupuk + teh tawar hangat yang jadi breakfast service penginapan pun pindah ke dalam perut saya dan suami. Alhamdulillah.

Masih sambil menunggu yang belum selesai packing, kebetulan sekali ada penjual kue yang lewat, dan dipanggilah sama kaka, ternyata penjual ini termasuk salah satu langganan kaka kami selama dia pendidikan di sini. Dan memang benar, kue yang ditawarkan amat sangat menggugah selera. Saya sepertinya khalap ingin mengambil semua. Bahkan kaka saya sampai nongkong di depan jualannya si bapak..hehe. Rasa dingin dan sejuk ini selalu menimbulkan rasa lapar.



Puas memborong kue2, kami lanjut berfoto2..hehe (^.-)






Jam 9 kami meluncur ke wisata selanjutnya yaitu Air Terjun Nadim, yang letaknnya masih di kawasan Perkebunan Teh. Dari Lembang kita balik ke arah Subang, jadi ini sekalian ke arah pulang. Alhamdulillah jalanan kami lancar, karena kami ke arah balik, jalanan yang ke arah lembang lebih padat. Sepanjang jalan banyak juga warkop2 dengan ketan bakarnya, selain itu ada juga penjual buah2an, seperti pisang dan labu buah yang warnanya sangat menarik perhatian, orange terang. Kami melewati deretan pohon pinus, dan kebun teh yang berderet cantik yang digimmick dengan kabut. Subhanallah, indahnya ciptaan Allah.



Saya tidak hapal pasti arah menuju ke Air Terjun Nadim ini, yang pasti kami masuk di areal Kebun Teh yang cukup luas, bahkan kami berhenti sebentar untuk berfoto2, dan gerimis kecil pun tidak mengurungkan niat kami untuk eksis..hehe. Buat ulet2 pucuk yang dah nungguin pucuknya, maaf ya pucuknya diminta sedikit, buat foto, siapa tahu bisa jadi bintang iklan..hehe.



Selesai foto2, kami meluncur ke area Air Terjun, jalannya cukup menantang, kalau bawa mobil bagus kayaknya harus siap mental, karena jalanannya lumayan berbatu2 dan miring, kan sayang mobilnya J Kami masuk kurang lebih 5 menit dan parkir di dekat Air Terjun. Karena musim hujan, jadinya jalanan agak becek, tapi keuntungannya debit air terjunya jadi lebih besar dan cantik.

Sebelum ke air terjun, kami melewati parit kecil yang menjadi aliran air terjun juga, parit ini terlihat cantik, dan airnya terlihat bersih dan segar. Saya dan suami tergoda untuk berfoto2 disini, bahkan suami mencoba turun ke airnya, segernya.



Dari parit ini kami lanjut menuju ke air terjun, sebelum sampai di air terjun, kami melewati lapangan yang cukup luas, mungkin lapangan ini bisa digunakan untuk berkemah dan menggelar karpet untuk piknik, next liburan bisa dicoba nih. Sampai di air terjun saya terpesona sekali, maklum yang jarang liat curug (air terjun), air terjun ini indah dan debit airnya pun besar. Di bawah air terjun ini terdapat kolam pendek yang cukup luas, dan dapat dipakai untuk berenang dan bermain air. Dalamnya hanya selutut, tapi saya tidak tahan berlama2 di air terjun ini, airnya dingin sekali. Anak2 sepertinya sangat senang sekali, rasa dingin pun mereka lawan, senangnya lihat senyum anak2 tersayang.





Kami tidak terlalu lama berada di air terjun, karena cuaca yang berkabut, gerimis kecil, dan airnya yang dingin. Untungnya anak2 sudah membawa baju ganti, kalau kami para orang tua tidak ikut berenang, hanya basah2 sedikit saja. Selesai ganti baju dan bersih2, kami siap untuk ke tujuan selanjutnya, pulang ke rumah oma..hehe.

Sepanjang jalan pulang rasanya mengantuk, karena sudah masuk jam makan siang, kaka mengajak kami mencari tempat makan di sepanjang jalan pulang ini. Inginnya sih makan sate maranggi, jadinya kami mencari tempat makan sate di sepanjang jalan. Akhirnya kami menemukan juga sebuah tempat makan sate yang sepertinya baru saja dibuka, namanya warung sate “Ciawitali”. Tempatnya lumayan rapi dan bersih, tersedia beberapa saung tempat makan lesehan. Tempar parkirnya lumayan luas, dan pemandangan cantik. Karena kami ber-17 orang, jadi kami memakai 2 saung yang dijadikan satu. Kami memesan sate maranggi, ayam bakar, sop iga, nasi liwet. Makanan pun datang dengan bonus teh tawar hangat, lalapan dan sambal, mantap. Ayoo makan, nikmatnya. Saya dan suami mencoba sate dan sop iga, buat saya yang bukan pecinta daging, makanan ini enak, hanya mungkin bagian lemak dari sate yang sedikit tebal, jadi saya dan suami sisihkan saat makan, ingat kolesterol..hehe. 

Alhamdulillah, selesai makan, semua ngantuk dan kecapean, ayo semangat, sebentar lagi sampai di rumah..hehe J







Sampai di rumah semua kecapean, tapi hati senang dan perut pun kenyang, apalagi anak2. Alhamdulillah, wait for next wonderfull family vacation lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar