Home –
(Soekarno-Hatta) – KLIA 2 – Hotel Bangi Putrajaya – Masjid Putra
Alhamdulilah, tanggal 9 November
pun tiba, sesuai dengan tanggal yang tertera dalam tiket Lion Air kami, hari
ini kami rencana akan jalan2 ke KL. Rencana liburan ini bisa dikatakan cukup
mendadak. Sebenarnya papah ada seminar di KL, dan tercetus lah ajakan untuk mengajak
saya dan suami untuk ikut, tujuannya untuk jalan2..hehe. Tiket pun baru kami
beli 1 minggu sebelum keberangkatan, karena menyesuai dengan penerbangan yang
digunakan papah dan teamnya dari UNPAR. Awalnya saya sempat ragu, kira2 masih
dapat tidak ya tiket yang murah. Alhamdulillah, ternyata masih ada tiket yang
terjangkau, walaupun tidak semurah tiket Air Asia saat sedang promo, tapi saya
rasa harga 400ribuan untuk tiket jalan2 ke luar negeri cukup murah (lebih murah
daripada tiket ke palangkaraya/ manado). Total biaya tiket PP (Jkt – KL – Jkt)
saya dan suami hanya sebesar Rp. 1.630.000,- sudah termasuk lain2 dan bagasi
15kg, Alhamdulillah. Jadwal penerbangan jam 11.40, paling tidak 3 jam sebelum
keberangkatan sudah harus di bandara, awalnya saya dan suami anggap enteng,
masa sih 3 jam, 1 jam aja sempet keles..hehe (agak sok tahu juga..hihi).
Karena kami memang mau bertemu
dengan papah dan team di bandara, jadi saya dan suami berangkat sebelum jam 08.00
dari rumah, titip motor di penitipan, dan menunggu Damri yang dari Cikarang, di
dekat pintu tol, perkiraan jam 9an sudah di bandara, terminal dua. Tidak
terlalu meleset dari perkiraan. Kami tiba jam sembilan lewat, dan langsung
menuju tempat check in, disini kami hanya bayar pajak bandara untuk penerbangan
luar negeri sebesar Rp.150.000,- tidak perlu visa dan bebas fiscal untuk ke
Malaysia. Papah dan teamnya sudah check in, dan masalah pun muncul. Rencana ade
saya dan temannya akan ikut juga, tapi ternyata paspor teman ade saya satu
bulan lagi expired, jadinya pihak lionnya tidak mengijinkan untuk berangkat.
“ini WAJIB diingat dan diperhatikan: PASPOR SEBELUM 6 BULAN EXPIRED HARUS SUDAH
DIGANTI” memang susah juga mau mempersalahkan siapa, yang pasti si pemilik
paspor harus aware, tapi si penjual tiket pun harusnya tahu dan memperingatkan
sebelumnya. Lama melobi kesana kesini, tapi tetap saja tidak bisa, kalau pun
diijinkan, pihak imigrasi Malaysia tidak akan mengijinkan masuk, mungkin akan
langsung dideportasi, dan melewati banyak proses lainnya yang akan bikin tambah
besar masalah. Akhirnya, diputuskan saja, ade saya dan temannya tidak jadi
berangkat. Sudah hampir jam 10, kami terburu2 untuk menuju ruang tunggu
keberangkatan, awalnya saya dan suami santai2 saja, tapi ternyata kenapa
dibutuhkan buru2, dari tempat check in itu, kami berhenti di banyak tempat,
antri di imigrasi, antri di pemeriksaan tas bawaan, mendekati ruang tunggu ada
lagi antri pemeriksaan tas, dan barang2 berbahaya, termasuk tidak boleh membawa
cairan > 100 ml, ayo minumannya dihabisin dulu..hehe. sampai di ruang
tunggu, papah dan teamnya sarapan buru2 (dari palangkaraya belum sarapan,
penerbangan jam 6 pagi). Tidak lama selesai makan, jam 11 kami dipanggil untuk
boarding. Waktu boardingnya masih 1 jam sebelum take off, ternyata penumpangnya
banyak, dan pesawatnya pun tidak parkir di dekat ruang tunggu, kami masih harus
naik bis lagi menuju parkiran pesawatnya. Selesai dengan semua proses bagasi
dan menunggu penumpang2 yang masih tertinggal, tepat jam 11.40 pesawat take
off. Penerbangan cukup menyenangkan, sedikit goncangan terasa, saya sedikit
gelisah (karena sudah lama tidak naik pesawat..hehe), penerbangan 1 jam 50
menit berlangsung lancar dan selamat mendarat di bandara KLIA 2, Alhamdulillah.
Beda waktu di kl hanya 1 jam
lebih cepat dari Jakarta, kami tiba pukul 15.00 waktu kl. Setelah melewati
proses imigrasi yang tidak terlalu ribet kami masuk ke terminal dan disambut
dengan mini mal, yang menjual minuman beralkohol dan rokok yang harganya
sepertinya wow (kira2 sih). Sambil menunggu suami mengambil bagasi, foto2 dulu
ahh.
Selesai mengambil bagasi, kami ke
counter taksi, dan memesan taksi untuk 9 orang menuju hotel Bangi Putrajaya,
harganya 167 RM (600ribuan, mahal bingitz). Di KL peraturan penumpang sangat
ketat, untuk taksi sedan itu hanya boleh diisi oleh 4 orang dan untuk minivan
itu hanya 9 orang, tidak boleh diisi lebih dari itu,baik petugas maupun
supirnya sangat patuh terhadap peraturan itu, untuk kebaikan bersama (^.^)
hehe.
Perjalanan dari KLIA2 ke hotel
ternyata tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, kanan kiri masih terlihat
kebun sawit, perumahan sederhana. Ternyata cukup jauh juga ke Hotel Bangi
Putrajaya, kami memilih taksi, karena tidak ada angkutan lain yang menuju ke
hotel tersebut. Sampai juga di hotel Bangi Putrajaya, hotelnya luas, suasananya masih asri, karena
kanan kiri masih banyak pohon besar. Check in membutuhkan waktu cukup lama,
karena resepsionisnya menggunakan English, ditambah lagi ternyata harus ada
deposit yang ditaruh di hotel tersebut. Terpaksa uang ringgit yang saya sudah
tukar di Cikarang pun terpakai untuk deposit 900RM (3 jutaan lebih). Setelah administrasi
selesai, akhirnya sampai juga di kamar.
Saya langsung semangat untuk
memulai petualangan, tapi sepertinya suami kecapean, mungkin dia lapar..hehe,
dan kami memang belum shalat dzhur, ashar dan makan siang. Itu yang membuat dia
selalu bête, kalau shalat belum ditunaikan. Alhamdulillah untuk imam yang baik
ini ya, Allah. Kami turun ke lobi hotel untuk menanyakan mushala, tapi tidak
ada yang mengerti akhirnya kami menemukan juga bahasa melayu untuk Praying room
is “surau”, kenapa ga kepikiran yaa..hehe. Selesai shalat, saya dan suami
meluncur ke daerah Putrajaya untuk menuju Masjid Putra dan wisata kuliner
disana. Ongkos taksi ke Masjid Putra sukup mahal 40 RM, tapi demi keinginan
foto2 di sana tak apa2 lah J
sampai di daerah Masjid Putra macet, akhirnya saya dan suami jalan kaki menuju
ke Masjid Putra, sambil foto2.
Azan maghrib berkumandang,
hmm..walaupun sudah buru2 tapi tetap saja tidak sempat ikut shalat berjamaah.
Alhamdulillah kesampaian juga masuk ke dalam lingkungan Masjid Putra ini,
seingat saya, waktu tahun 2004 saya ke tempat ini, yang bisa masuk masjid hanya
yang mau shalat, jadi hanya bisa melihat dan foto2 dari luar saja. Waktu saya
kemaren kesana, ternyata semua bisa masuk, hanya saja yang auratnya masih
terlihat disediakan jubah untuk bisa masuk dan berfoto di pelataran masjid yang
cantik itu. Selesai shalat maghrib, foto2 lagi..hehe.
Suamiku sepertinya kecapean berfoto.. ayo
makan..hehe
Masjid ini terletak di samping
sungai buatan yang cantik, dimana kita dapat melihat jembatan gantung yang
cantik dari pinggir sungai. Sayangnya saya dan suami tertinggal kamera yang
bagus, dan kamera hp kurang support untuk menangkap pemandangan2 indah
tersebut. Di samping masjid ada jalan untuk menuju ke bawah, dimana ada
pertokoan2 dan beberapa rumah makan. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk
makan di restoran India dengan berbagai macam menu. Mungkin kalau di Indonesia
lebih mirip warung Padang. Pilihan nasinya ada 2, nasi putih dan nasi Briani,
lauknya ada ayam, ikan, cumi, udang, sayurnya serba santan dan minuman yang
macam2. Akhirnya pilihan kami jatuh pada nasi briani + ayam + cumi + sayur
kayak acar kuning gitu (kol ma temen2nya), nasi putih + ayam + sayuran campur,
ditambah minuman es teh tarik 2, om.. semuanya 26 RM..bungkus. Rasa bumbunya kurang
lebih sama dengan di Indonesia, jadi lidah ga begitu kaget, yang agak berbeda
memang nasi brianinya. Awalnya saya dan suami sedikit berdebat, ini mi yang dipotong
atau apa, ternyata rasanya memang nasi, tapi bentuknya panjang hampir
menyerupai mi/ bihun yang dipotong2 pendek. Juaranya tetaplah teh tarik,
walaupun sering minum teh tarik di cikarang, tapi bikinan aslinya memang
berbeda.
Selesai makan, kami jalan2 di
pinggir sungai, sambil menunggu waktu Isya
Selesai Shalat Isya, saya dan
suami jalan2 di sekitar Dataran Putra sambil melihat2 kalau2 ada taksi yang
bisa dibooking untuk pulang. Berhubung kami datang pada saat libur, jadi
dataran putra dipenuhi oleh orang2 yang jualan mainan dan penyewaan roller
blade, sepeda, skuter, anak2 yang asyik bemain, orang tua yang asyik ngobrol
dan turis2 yang asyik berfoto, termasuk kami..hehe.
Jam 21.00 kami memutuskan untuk
pulang, agak susah mencari taksi, tapi Alhamdulillah kami bertemu pak cik supir
taksi yang baik hati mau mengantarkan kami ke Hotel Bangi Putrajaya sebentar.
Sebenarnya dia sudah dibooking, tapi kliennya masih mau jalan2 dulu, jadinya
kami boleh pakai sebentar taksi itu.. Alhamdulillah kami dimudahkan sekali.
Lain kali jangan lupa simpan nomor supir taksi biar bisa dihubungi
sewaktu-waktu. Sebelum sampai hotel kami mengambil uang di ATM, wah ternyata
atm bersama bisa dipakai, kami menarik 500 RM, potongannya hanya 25ribu,
sementara nilai tukarnya mengikuti yang seharusnya, buat saya termasuk murah.
Finally sampai juga di hotel..cape, ngantuk dan puas..
Alhamdulillah for beautifull 1st
day.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar