Senin, 15 Agustus 2016

Kami - Suami, Saya, Dede yang di dalam perut

Alhamdulillah..

Setelah libur setahun post di blog ini akhirnya mulai ngepost lagi..

Postingan saya yang berikut mungkin tidak seseru liburan waktu kami masih berdua, soalnya sejak ada yang ketiga didalam perut saya, suami membatasi untuk jalan2 yang jauh dan melelahkan. 5 tahun penantian jadi jarus dijaga baik2 pesan opa oma, bue, om2 dan tante2nya, belum lagi selentingan2 ibu hamil ga boleh inilah, itulah yang saya tahu semua memang untuk kebaikan saya, dede yang di dalam perut dan tentunya suami yang selalu waspada..hehe.

Actually semuanya memang dah late post, dan yang di dalam perut pun sekarang sudah lahir, sudah mulai mpasi dan ngoceh2 bayi 7 bulan..Alhamdulillah

Tapi, karena niat untuk berbagi tidak terbendung, insyaallah postingan2 ini bermanfaat juga untuk referensi liburan ibu2 hamil lainnya.

Please enjoy..

Bismillah


Rabu, 18 November 2015

Journey to Taman Buah Mekarsari (1st)

*with my hubby*

Pertengahan Maret 2015, saya dan suami berencana untuk refreshing. Dengan budget yang terbatas, akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Taman Buah Mekarsari. Awalnya suami sedikit keberatan, soalnya terakhir kali suami ke sana masih gersang dan panas. Dengan “pede”nya saya jelaskan ke suami kalau sekarang Taman Buah Mekarsari sudah bagus, secara habis direnovasi besar2an, padahal saya sendiri belum pernah sekalipun berkunjung..hehehe.

Acara jalan2 ini sebenarnya mendadak, karena saya dan suami ingin melepas kejenuhan dengan biaya yang sedikit dan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dari rumah. Perjalanan pun kami mulai setelah shalat dzuhur dan makan siang, karena niatnya ingin having fun jadi saya dan suami pun santai dan tidak tergesa2. Sebelum tiba di Taman Buah Mekarsari saya dan suami memborong cemilan di minimarket…hore.


Tiba di Taman Buah Mekarsari sekitar jam 2 siang, cuaca sudah mulai mendung. Parkiran masih ada yang kosong, mungkin karena kami berlibur bukan di saat musim liburan sekolah. Dari parkiran kami langsung menuju ke loket pembelian tiket. Awalnya saya ingin membeli yang paketan, terutama yang ada paket naik perahu naganya, setelah dikonfirmasi ke bagian informasi, paket yang berhubungan dengan wahana air sedang tidak dijual, karena cuaca yang mendung jadi wahananya tidak berani beroperasi dulu. Karena ini acara santai, saya dan suami fleksibel saja, jadi kami membeli tiket masuk saja sebesar Rp. 25.000,- sesampainya di dalam nanti diliat apa yang bisa dinikmati, yang penting cemilan jangan ketinggalan..hehe. Tiket yang dibeli terdiri dari bukti struk pembelian tiket dan gelang magnet berbentuk buah2an yang kita pakai selama kita berada di dalam kawasan Taman Buah Mekarsari.



Contoh beberapa paket yang ditawarkan, masih ada banyak, yang sempat difoto hanya 2..hehe



Setelah melewati pintu masuk, suami sedikit kaget karena melihat keadaan Taman Buah Mekarsari yang berbeda dari yang teakhir dia ingat, sekarang lebih rindang suami bilang. Dan gerimis pun datang, saya dan suami akhirnya memutuskan untuk naik kereta keliling saja, supaya bisa mengelilingi taman ini tanpa kehujanan, tanpa harus lelah berjalan dan pastinya bisa menikmati cemilan yang kami bawa sambil menikmat pemandangan kebun buah. Tiket kereta keliling kami beli seharga Rp. 10.000,- dan hujan pun turun sementara kami menunggu antrian masuk kereta.


Masing2 kereta terdiri dari 2 gerbong, masing2 gerbng bisa terisi sampai 20 orang. Kebetulan kami berlibur disaat yang tidak ramai, jadi gerbong yang kami naiki hanya berisi sekitar 10 orang, nyaman dan tidak desak2an. Hanya sayang saja pemandangan kanan dan kiri tidak terlalu jelas karena hujan yang cukup deras. Sambil menikmati cemilan, kami memandang ke kanan dan kiri dan yang terlihat berbagai macam pohon buah. Ada yang sudah mulai terlihat bakal buahnya, ada yang terlihat buah yang sudah siap dipetik tapi ada juga yang hanya terlihat pohonnya saja karena buahnya baru saja dipanen atau menunggu waktu buah selanjutnya.



Kereta keliling yang kami naiki hanya melewati kebun2 buah dan tidak berhenti, tapi jika ada yang mau berhenti di salah satu kebun, bisa turun, keretanya tidak menunggu, jika ingin kembali nanti bisa menggunakan kereta keliling yang selanjutnya tanpa membayar lagi.

Kereta keliling ini berhenti sedikit lama di pusat hiburan Taman Buah Mekarsari, saya bilang pusat hiburan karena di tempat ini terdapat danau yang cukup luas untuk bisa menikmati macam2 permainan air, selain itu pinggir danau pun bisa dimanfaatkan untuk duduk santai sambil mengobrol dan menikmati cemilan. Selain ada danau, di dekat sini terdapat arena outbound yang cukup lengkap untuk anak2 maupun dewasa, ada  flying fox-nya juga. Sayangnya cuaca hujan, jadi saya dan suami memutuskan untuk tidak turun dan tetap di dalam kereta saja. Melewati danau ini kereta yang kami tumpangi lumayan penuh, karena banyak pengunjung yang sudah selesai menikmati tempat ini. 





Kereta tidak lama berada di area danau, setelah mengangkut penumpang, kereta kembali kearah stasiun, rute yang kami lewati sedikit berbeda dengan rute berangkat.

Tiba di stasiun hujan masih turun, saya dan suami akhirnya memanfaatkan waktu di stasiun sambil menghabiskan cemilan dan berfoto2..hehe.





Akhirnya hujan reda juga, bertepatan dengan azan ashar. Saya dan suami langsung mencari informasi letak musholla di Taman Buah ini. Musholla tidak susah ditemukan dari stasiun, lumayan luas, hanya untuk yang wanita sebaiknya membawa mukena dari rumah karena mukena yang tersedia jumlahnya masih sedikit.

Selesai shalat ashar, saya dan suami langsung menuju ke Toko Tanaman yang ada di Taman Buah Mekarsari. Toko tanaman disini koleksi tanamannya lumayan banyak dan macam2, selain harganya yang tidak jauh berbeda dengan toko tanaman yang lain, toko ini juga ditata dengan cantik dan rapi, dan bisa dipakai untuk berfoto..tetep.





Puas melihat2 bibit tanaman buah disini, saya dan suami memutuskan untuk pulang. Karena tujuannya jalan2, kami tidak membeli bibit, melihat2 saja sudah cukup..hehe.

Sebelum pulang foto2 lagi di dekat pintu gerbang yang cantik.




Sampai di parkiran baru deh terasa lelahnya berjalan kaki..hehe. setelah membayar parkir sebesar Rp.15.000,- untuk kendaraan roda empat, kami langsung meluncur ke Cikarang. Tiba di rumah bertepatan dengan azan maghrib. Alhamdulillah untuk refreshing mendadak yang menyenangkan.

Kamis, 29 Oktober 2015

Journey to Gasibu

Rabbani – kawasan Cihampelas

Hari Minggu di awal Maret benar2 membuat semangat, karena atm suami sudah terisi lagi (hore..hehe). Sabtu malam, suami, saya dan ade meluncur ke Purwakarta, kami janjian untuk menghabiskan weekend di rumah orang tua dengan kaka pertama, suami dan jagoannya. Kami tiba di Purwakarta jam 11 malam, bersih2 dan langsung tidur.. ademnya purwakarta.

Kami semua bangun pagi, antri ke kamar kecil, cuaca dingin membuat rasa ingin ke belakang terus..hehe. Karena saya dan kaka ipar planning mau ke Gasibu, jadi jam setengah 7 kami semua sudah siap2 untuk meluncur ke Bandung. Perjalanan dimulai jam 7, seharusnya jam 8 sudah sampai, tetapi karena asyik mengobrol gerbang tol yang harusnya kami ambil terlewati, setelah keluar dari gerbang tol berikutnya, kami berusaha untuk mengira2 arah ke gasibu, dan ternyata malah jadi berputar2 dan lebih jauh lagi..hehe. Ujung2nya kami pun masuk tol lagi dan keluar di gerbang tol yang seharusnya. Kalau untuk saya ini adalah kesalahan yang menyenangkan, kita jadinya bisa berputar2 di daerah bandung dan belajar dari pengalaman untuk liburan berikutnya..hehe


Narsis dulu sambil tunggu yg lagi ke toilet, setelah muter2in bandung..hehe

Keluar tol Pasteur, Alhamdulillah lancar, hanya agak macet sedikit sewaktu kami ingin berbelok ke arah Gasibu, tapi tidak masalah, jam 9 kami sudah parkir di depan outlet Rabbani. Jalan kaki sedikit dan tibalah kami di Gasibu, siap untuk cuci mata dan wisata kuliner.

Belum masuk ke dalam Gasibunya, saya sudah melek saja melihat Batagor ukuran jumbo, karena baru datang, suami bilang nanti pulang saja sekalian lewat. Oke. Masuk ke dalam Gasibu, tujuan pertama kami adalah mencari sarapan. Akhirnya sampailah di tenda makan yang menyediakan berbagai macam lauk dan sayuran. Terus terang saya agak kenyang untuk makanan berat, saya bilang ke suami, ambil saja agak banyakan nanti saya nimbrung, saya mau wisata kuliner dulu..hehe.


Sementara suami, kaka2, mamah, keponakan dan ade memilih makanan mereka, saya pun berkeliling hunting makanan yang unik dan menarik yang jarang didapat di Cikarang. Ternyata di dalam Gasibu terdapat juga Batagor yang ukurannya jumbo tadi, dan saya pun mengantri untuk membeli batagor tersebut. Batagor pangsit 1 dan batagor tahu 1, totalnya Rp. 10.000,- bungkus kang. Di jalan menuju ke tenda makan, saya melihat zupa sup yang baru diangkat, saya langsung minta bungkus satu, Rp. 10.000,-



Sampai di tenda makan, saya nimbrung suami yg sedang makan sambil menikmati zupa sup yg masih panas..enaknya. Selesai makan, barulah batagor kami nikmati, kenyang pakai bingitz. Sayangnya saya ga sempat memfoto batagor jumbo itu, agak was2 juga klo mengeluarkan hp, takutnya ada yang punya niat tidak baik.

Selesai makan, sekarang waktunya olahraga mata dan kaki..hehe. Saya, kaka ipar dan mamah sudah semangat aja, liat sana liat sini, pegang sana pegang sini, tawar sana tawar sini, dan akhirnya kaka ipar dan mamah membeli kaos lengan panjang (kayaknya sih RB), bahan bagus, motif bagus dengan harga Rp. 50.000,- (murah bingitz), saya tertarik membeli daster dan baju tidur lengan panjang dengan bahan bagus, motifnya cantik, dari harga Rp. 85.000,- deal dengan Rp. 55.000,- lumayan lah. Kaka dan mamah juga tertarik untuk membeli daster dan baju tidur juga, penjualnya dah senyum lebar saja, laris manis jeng.

Cuaca sudah mulai terik, suami sudah mulai lelah, dan beberapa lapak pun sudah mulai merapikan dagangannya, dan kami pun kembali ke parkiran.


Walaupun kecapean mengitari pasar, sampai di parkiran pun kami para ladies masih cuci mata di outlet Rabbani. Mamah membeli kerudung, saya, kaka ipar dan ade asyik memilih2 bros, cantik2, harganya juga masih terjangkau. Alhamdulillah.


Selesai dari Gasibu, keponakan ingin mencari jaket dan baju untuk keperluan study tour. Niatnya ingin liat2 FO2 yg ada di Dago, tapi agak susah mendapatkan parkiran, akhirnya setelah melewati jalan Dago kami pun menuju ke daerah Cihampelas. Sampai di Cihampelas, kami memilih FO yang punya parkiran agak longgar.

Saya dan suami hanya cuci2 mata, kami menemani keponakan memilih2 pakaiannya. FO yang kami masuki punya koleksi pakaian yang lumayan bagus dan lengkap. Sementara keponakan memilih2, saya ke toko kaos yang ada di sebelah FO tersebut. Kata2 yang tertulis di kaos lumayan lucu2.



Karena sudah waktunya makan siang, kami makan bakso tepat di depan FO, jadinya tidak perlu mencari2 tempat makan lain..hehe. Selesai shalat dzuhur dan makan, kami kembali meluncur ke Cihampelas Walk, menemani keponakan yang mencari tas sekolahnya.

Sampai di Cihampelas Walk, kami hanya jalan2 dan cuci2 mata. Isinya kurang lebih sama dengan mal2 yang lain, tapi yang menarik disini banyak terdapat ruang terbuka, dan taman2 cantik, jadi tempat yg asyik untuk makan2 sambil ngumpul2, yang pastinya juga bisa menjadi spot yang bagus untuk berfoto.



Setelah keponakan mendapatkan tas yang diinginkannya, kami pun meluncur kembali menuju Purwakarta.

Setelah shalat ashar dan bersih2, biar tidak kemalaman kami langsung kembali ke Cikarang. Perjalanan cukup padat, dan kami sempat berhenti untuk shalat maghrib di rest area love, km 72. Selesai shalat maghrib, tidak lupa berfoto2..tetep..hehe.


Sampai di rumah badan pegal2 dan cape, tapi hati senang. Alhamdulillah.

Senin, 21 September 2015

Journey to Lembang – day 2

Tidur malam kurang nyenyak karena menahan buang air kecil, tapi tidak berani ke toilet yang berada di luar kamar. Alhamdulillah jam 1an kaka ipar bangun dan mau ke toilet juga. Selesai itu tancap lagi tidur nyenyak kita. Bangun jam 5 pagi, langsung shalat subuh. Suami mengetuk pintu kamar untuk mengajak jalan2 pagi. Saya, suami, dan keponakan2 memulai petualangan pagi kami mengeksplorasi kota lembang. Walaupun masih agak gelap, kami sangat menikmati sejuknya udara pagi kota lembang. Berbeda sekali dengan keadaan lalu lintas malam yang dipenuhi kendaraan, pagi ini jalanan kota Lembang sangat lenggang. Hanya ada beberapa warga lokal yang beraktifitas pagi, dan beberapa pendatang yang jalan2 pagi seperti kami. Saya dan suami memutuskan untuk mengambil jalan lurus menuju ke arah surabi, tapi tujuan kami kali ini adalah warung2 ketan bakar, salah satu ciri khas Lembang yang buka 24 jam. Karena jarang olahraga jalan kaki kami terasa sedikit melelahkan..hehe. Banyak sekali penjual ketan bakar di daerah ini, dengan macam, bentuk dan pilihan rasa dagangan yang kurang lebih sama. Saya dan suami memilih warung ketan bakar yang tempat duduk pengunjungnya masih kosong, jadi kami berempat bisa duduk santai tanpa empet2an..hehe. Kami memesan 1 ketan bakar, 1 pisang bakar (menggoda sekali bentuknya), 2 indomie goreng + telur (favorit anak2), 3 gelas susu murni dan 1 gelas susu murni yang ditambahkan essen pandan, cantik sekali warnanya..hehe.





Sambil menghabiskan makanan, kami mengobrol dan mengamati orang yang lalu lalang..hehe. Ketan dengan bumbu colenak (seperti bumbu pecel, tapi manis dan lebih kental), rasanya sih masih biasa, untuk pisang bakar kejunya cukup enak, indomie memang sudah enak dari pabriknya, tapi untuk susu saya rasa masih lebih enak susu yang kami minum di Surabi tadi malam. Untuk makanan dan minuman ini, kami membayar sebesar 80rb rupiah, saya dan suami sebenarnya agak kaget juga. Soalnya mengingat rasa dan ukurannya dengan harga segitu sangat tidak sesuai. Tapi, tidak apa2 untuk pengalaman selanjutnya untuk menanyakan dahulu harga makanan yang kita mau sebelum kita memesan, namanya juga daerah wisata, biasanya harga turis dan warga lokal berbeda. Alhamdulillah, mudah2an apa yang kami makan jadi berkah. Pulang dari ketan bakar ini kami memilih untuk menaiki angkot saja, dengan 2000 rupiah kami sudah sampai di penginapan..hehe.

Sampai di penginapan, yang lain sedang sarapan, saya memilih untuk mandi supaya cepat packing karena kita akan check out jam 9 untuk menuju wisata selanjutnya, kata suami  mandinya pagian supaya tidak mengantri dan berebutan dengan tamu penginapan lainnya..hehe. Selesai mandi, packing, selesai packing saya dan suami turun ke lantai bawah dan duduk manis di depan kamar orang tua. Sambil menunggu yang lain selesai mandi dan packing, kami mengobrol dan berfoto2. Kebetulan sekali sarapan yang dari penginapan sudah datang, karena yang lain sudah sarapan, saya dan suami yang hanya mencoba ketan dan pisang tampaknya harus mengisi perut lagi. Dan nasi goreng + krupuk + teh tawar hangat yang jadi breakfast service penginapan pun pindah ke dalam perut saya dan suami. Alhamdulillah.

Masih sambil menunggu yang belum selesai packing, kebetulan sekali ada penjual kue yang lewat, dan dipanggilah sama kaka, ternyata penjual ini termasuk salah satu langganan kaka kami selama dia pendidikan di sini. Dan memang benar, kue yang ditawarkan amat sangat menggugah selera. Saya sepertinya khalap ingin mengambil semua. Bahkan kaka saya sampai nongkong di depan jualannya si bapak..hehe. Rasa dingin dan sejuk ini selalu menimbulkan rasa lapar.



Puas memborong kue2, kami lanjut berfoto2..hehe (^.-)






Jam 9 kami meluncur ke wisata selanjutnya yaitu Air Terjun Nadim, yang letaknnya masih di kawasan Perkebunan Teh. Dari Lembang kita balik ke arah Subang, jadi ini sekalian ke arah pulang. Alhamdulillah jalanan kami lancar, karena kami ke arah balik, jalanan yang ke arah lembang lebih padat. Sepanjang jalan banyak juga warkop2 dengan ketan bakarnya, selain itu ada juga penjual buah2an, seperti pisang dan labu buah yang warnanya sangat menarik perhatian, orange terang. Kami melewati deretan pohon pinus, dan kebun teh yang berderet cantik yang digimmick dengan kabut. Subhanallah, indahnya ciptaan Allah.



Saya tidak hapal pasti arah menuju ke Air Terjun Nadim ini, yang pasti kami masuk di areal Kebun Teh yang cukup luas, bahkan kami berhenti sebentar untuk berfoto2, dan gerimis kecil pun tidak mengurungkan niat kami untuk eksis..hehe. Buat ulet2 pucuk yang dah nungguin pucuknya, maaf ya pucuknya diminta sedikit, buat foto, siapa tahu bisa jadi bintang iklan..hehe.



Selesai foto2, kami meluncur ke area Air Terjun, jalannya cukup menantang, kalau bawa mobil bagus kayaknya harus siap mental, karena jalanannya lumayan berbatu2 dan miring, kan sayang mobilnya J Kami masuk kurang lebih 5 menit dan parkir di dekat Air Terjun. Karena musim hujan, jadinya jalanan agak becek, tapi keuntungannya debit air terjunya jadi lebih besar dan cantik.

Sebelum ke air terjun, kami melewati parit kecil yang menjadi aliran air terjun juga, parit ini terlihat cantik, dan airnya terlihat bersih dan segar. Saya dan suami tergoda untuk berfoto2 disini, bahkan suami mencoba turun ke airnya, segernya.



Dari parit ini kami lanjut menuju ke air terjun, sebelum sampai di air terjun, kami melewati lapangan yang cukup luas, mungkin lapangan ini bisa digunakan untuk berkemah dan menggelar karpet untuk piknik, next liburan bisa dicoba nih. Sampai di air terjun saya terpesona sekali, maklum yang jarang liat curug (air terjun), air terjun ini indah dan debit airnya pun besar. Di bawah air terjun ini terdapat kolam pendek yang cukup luas, dan dapat dipakai untuk berenang dan bermain air. Dalamnya hanya selutut, tapi saya tidak tahan berlama2 di air terjun ini, airnya dingin sekali. Anak2 sepertinya sangat senang sekali, rasa dingin pun mereka lawan, senangnya lihat senyum anak2 tersayang.





Kami tidak terlalu lama berada di air terjun, karena cuaca yang berkabut, gerimis kecil, dan airnya yang dingin. Untungnya anak2 sudah membawa baju ganti, kalau kami para orang tua tidak ikut berenang, hanya basah2 sedikit saja. Selesai ganti baju dan bersih2, kami siap untuk ke tujuan selanjutnya, pulang ke rumah oma..hehe.

Sepanjang jalan pulang rasanya mengantuk, karena sudah masuk jam makan siang, kaka mengajak kami mencari tempat makan di sepanjang jalan pulang ini. Inginnya sih makan sate maranggi, jadinya kami mencari tempat makan sate di sepanjang jalan. Akhirnya kami menemukan juga sebuah tempat makan sate yang sepertinya baru saja dibuka, namanya warung sate “Ciawitali”. Tempatnya lumayan rapi dan bersih, tersedia beberapa saung tempat makan lesehan. Tempar parkirnya lumayan luas, dan pemandangan cantik. Karena kami ber-17 orang, jadi kami memakai 2 saung yang dijadikan satu. Kami memesan sate maranggi, ayam bakar, sop iga, nasi liwet. Makanan pun datang dengan bonus teh tawar hangat, lalapan dan sambal, mantap. Ayoo makan, nikmatnya. Saya dan suami mencoba sate dan sop iga, buat saya yang bukan pecinta daging, makanan ini enak, hanya mungkin bagian lemak dari sate yang sedikit tebal, jadi saya dan suami sisihkan saat makan, ingat kolesterol..hehe. 

Alhamdulillah, selesai makan, semua ngantuk dan kecapean, ayo semangat, sebentar lagi sampai di rumah..hehe J







Sampai di rumah semua kecapean, tapi hati senang dan perut pun kenyang, apalagi anak2. Alhamdulillah, wait for next wonderfull family vacation lagi.